Di APEKSI Outlook 2025, Gubernur Mirza Menekankan Setiap Kota Memiliki Karakter dan Kekuatan

Lampung, Nasional31 Dilihat

CAHYAMEDIA (BANDARLAMPUNG) — Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menegaskan pentingnya kolaborasi antarkota dalam menghadapi tantangan pembangunan ke depan. Hal itu disampaikannya di APEKSI Outlook 2025 di Novotel Lampung, Sabtu (20/12/2025) malam.

Menurut Mirza, kehadiran puluhan kota tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk saling belajar dan memahami tantangan khas di masing-masing daerah.

“Ini kesempatan bagi kita untuk benar-benar memahami tantangan di daerah masing-masing dan menyampaikan bagaimana kota-kota kita bisa berdiri di garis terdepan,” kata Mirza.

Ia mengingatkan bahwa memasuki tahun 2025, kota-kota di Indonesia tengah “berlayar” menghadapi perubahan besar. Mulai dari meningkatnya tuntutan layanan publik, risiko bencana yang kian tinggi, hingga laju teknologi yang bergerak jauh lebih cepat dibanding kemampuan birokrasi untuk beradaptasi.

“Di balik semua itu, kita belajar bahwa kota harus makin tangguh. Kota yang mampu belajar dan berani menyesuaikan diri,” tegasnya.

Gubernur Mirza menekankan setiap kota memiliki karakter dan kekuatan masing-masing. Ada kota yang bertumpu pada industri manufaktur, perdagangan, pendidikan, hingga ekonomi digital. Perbedaan tersebut, kata dia, justru menjadi modal besar jika dikelola dengan visi yang tepat.

“Perbedaan kota-kota ini adalah kekuatan. Dari sinilah peluang bisa diciptakan dan diwujudkan menjadi sesuatu yang nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Dalam konteks Lampung, Mirza menyoroti peran strategis Kota Bandar Lampung dan Kota Metro sebagai motor penggerak pertumbuhan. Ia menyebut sebagian besar aktivitas ekonomi dan pembangunan Lampung bertumpu di dua wilayah tersebut.

“Bandar Lampung adalah wajah Provinsi Lampung. Maka mendorong Bandar Lampung menjadi kota yang nyaman, adaptif, dan berdaya saing adalah kepentingan provinsi,” kata Mirza.

Ia juga mengajak pemerintah kota untuk memanfaatkan program prioritas secara tepat sasaran agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat di lapangan.

Mengutip praktik terbaik dari berbagai kota dunia, Mirza mencontohkan bagaimana Tiongkok memanfaatkan teknologi untuk mempercepat layanan publik, Singapura dengan tata kelola transportasi dan infrastruktur, hingga Jepang yang unggul dalam kesiapsiagaan bencana.

“Pesannya jelas, kota yang maju adalah kota yang tidak takut berubah dan terus berinovasi,” tandasnya.

Sementara itu, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menegaskan pentingnya solidaritas dan kolaborasi antardaerah dalam menghadapi tantangan pembangunan perkotaan ke depan. Selaku Wakil Ketua Apeksi.

Eva Dwiana juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh wali kota dan tamu undangan, termasuk unsur FKUB, tokoh masyarakat, perwakilan kecamatan, serta jajaran OPD Pemerintah Kota Bandar Lampung yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut

Eva Dwiana juga menyoroti dampak cuaca ekstrem yang belakangan melanda berbagai daerah di Indonesia dan berimplikasi pada meningkatnya risiko bencana di sejumlah kota dan kabupaten.

Menurutnya, Apeksi menjadi ruang strategis untuk saling belajar dari praktik baik kota-kota di Indonesia, “sekaligus memperkuat perencanaan pembangunan yang berorientasi pada keselamatan dan kepentingan masyarakat,” tegasnya. (Mln/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *